Denpasar, (NS7) – Orang dengan diabetes tidak boleh diam saja ketika memiliki kadar gula darah tinggi. Penderita diabetes wajib mengontrol kadar gula darahnya dalam kisaran yang sehat.
Berbagai faktor yang dapat berkontribusi terhadap gula darah tinggi atau hiperglikemia, seperti pilihan makanan, aktivitas fisik, dan penggunaan obat, jelas penting diperhatikan oleh penderita diabetes.
Jika tidak ditangani, gula darah tinggi pada penderita diabetes dapat menjadi parah dan menyebabkan komplikasi serius yang memerlukan perawatan darurat.
Bahaya gula darah tinggi pada penderita diabetes
Merangkum Mayo Clinic, hiperglikemia pada penderita diabetes bisa menyebabkan berbagai kondisi berbahaya. Berikut adalah beragam komplikasi jangka panjang maupun komplikasi darurat dari gula darah tinggi pada penderita diabetes yang perlu diwaspadai:
- Penyakit kardiovaskular
- Kerusakan saraf (neuropati)
- Kerusakan ginjal (nefropati diabetik) atau gagal ginjal
- Kerusakan pada pembuluh darah retina (retinopati diabetik) yang berpotensi menyebabkan kebutaan
- Mengaburkan lensa alami mata yang biasanya jernih (katarak)
- Masalah kaki yang disebabkan oleh kerusakan saraf atau aliran darah buruk yang dapat menyebabkan infeksi kulit serius, ulserasi, dan amputasi dalam beberapa kasus parah
- Masalah tulang dan sendi
- Infeksi gigi dan gusi
- Ketoasidosis diabetik: Ketoasidosis diabetik berkembang ketika penderita diabetes tidak memiliki cukup insulin dalam tubuh. Ketika ini terjadi, gula (glukosa) tidak dapat memasuki sel untuk keperluan produksi energi. Tingkat gula darah kemudian naik dan tubuh penderita mulai memecah lemak untuk energi. Proses ini menghasilkan asam beracun yang dikenal sebagai keton. Kelebihan keton dapat menumpuk dalam darah dan urine. Jika tidak diobati, ketoasidosis diabetik dapat menyebabkan koma diabetes dan mengancam jiwa.
- Hiperglikemi hiperosmolar: Kondisi ini terjadi ketika orang memproduksi insulin, tetapi tidak bekerja dengan baik. Kadar glukosa darah bisa menjadi sangat tinggi, lebih dari 1.000 mg/dL (55,6 mmol/L). Karena insulin hadir tetapi tidak bekerja dengan baik, tubuh tidak dapat menggunakan glukosa atau lemak untuk energi. Glukosa kemudian tumpah ke urin, menyebabkan peningkatan buang air kecil. Jika tidak diobati, keadaan hiperglikemi hiperosmolar dapat menyebabkan dehidrasi dan koma yang mengancam jiwa. Perawatan medis yang cepat sangat dibutuhkan
Gejala gula darah tinggi pada penderita diabetes
Dilansir dari Health Line, hiperglikemia sering kali tidak menimbulkan gejala sampai kadar glukosa dalam darah meningkat signifikan, biasanya di atas 180 hingga 200 mg/dL atau 10 hingga 11,1 mmol/L.
Gejala hiperglikemia berkembang perlahan selama beberapa hari atau minggu. Semakin lama kadar gula darah tetap tinggi, bisa semakin serius gejalanya.
Namun, beberapa orang yang sudah menderita diabetes tipe 2 untuk waktu yang lama mungkin tidak menunjukkan gejala apa pun meskipun kadar gula darahnya tinggi. Mengenali tanda dan gejala awal hiperglikemia dapat membantu penderita diabetes mengobati kondisi tersebut dengan segera.
Berikut adalah beberapa kondisi yang bisa menjadi gejala awal gula darah tinggi:
- Sering buang air kecil
- Rasa haus yang meningkat
- Penglihatan kabur
- Kelelahan
- Sakit kepala
Jika hiperglikemia tidak diobati, dapat menyebabkan keton menumpuk di darah dan urine. Tanda dan gejalanya antara lain:
- Nafas berbau buah
- Mual dan muntah
- Sesak napas
- Mulut kering
- Kelemahan
- Kebingungan
- Koma
- Sakit perut
Penderita diabetes disarankan untuk bisa segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami beberapa keadaan berikut:
- Sakit dan tidak bisa memasukkan makanan atau cairan apa pun
- Kadar glukosa darah terus-menerus di atas 240 mg/dL (13,3 mmol/L) dan memiliki keton dalam urin
- Mengalami diare atau muntah yang berkelanjutan
- Mengalami demam yang berlangsung lebih dari 24 jam
Sumber : kompas.com
(GC)