29 September : Wafatnya Emile Zola, Sastrawan Genre Naturalis Dunia Asal Prancis

(NS7) – Emile Zola adalah salah satu tokoh sastra legendaris asal Prancis, yang karya-karyanya telah diterbitkan dan diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Emile Zola lahir di Paris, Prancis pada 2 April 1840. Ia adalah putra dari François Zola dan Emilie Aubert. Ayahnya, François Zola, adalah seorang insinyur.

Emile Zola dibesarkan di Aix-en-Provence dan menghadiri institusi pendidikan (sekarang bernama) Collège Mignet, kemudian ke Lycée Saint Louis di Paris. Emile Zola pergi bersekolah bersama dengan pelukis Impresionis, Paul Cezanne, dan keduanya membentuk persahabatan yang bertahan hingga dewasa.

Sempat gagal dalam ujian dan tak dapat melanjutkan studi, Zola lantas mencari pekerjaan dan diterima sebagai pegawai di perusahaan penerbitan. Ia juga mulai mengirimkan artikel ke surat kabar, dan menulis fiksi. Novel pertamanya, La Confession de Claude, terbit pada tahun 1865.

Novel yang kontroversial ini membuatnya mendapatkan reputasi di mata publik, dan juga polisi. Gaya penulisannya membuatnya dengan cepat menjadi penulis paling populer di Prancis. Emile Zola wafat pada 29 September 1902, hari ini, di Paris. Karya-karyanya masih beredar luas dan dipelajari hingga kini, mengukuhkannya sebagai salah satu sastrawan dunia paling berpengaruh.

Karya Populer Emile Zola

Karya Emile Zola yang paling terkenal adalah 20 seri novel besarnya yang disebut Les Rougon Macquart. Dilansir dari study.com, buku pertama dari seri ini diterbitkan pada tahun 1870, dan terus memproduksi sebanyak satu novel setiap tahun hingga ia menyelesaikannya pada tahun 1893.

Buku ini menceritakan kisah sebuah keluarga, dengan setiap novelnya berfokus pada anggota keluarga yang berbeda. Zola juga menyebut seri itu sebagai ‘Sejarah Alam dan Sosial Keluarga di Bawah Kekaisaran Kedua’ dari Napoleon III.

Dalam serial tersebut, Zola menulis menggunakan gaya yang dikenal sebagai Naturalisme. Naturalisme adalah gaya penulisan di mana penulis mengamati dunia seperti seorang ilmuwan atau reporter, dan hanya menyampaikan fakta.

Ia juga suka menulis tentang bagian masyarakat Prancis yang miskin dan paling rendah. Emile Zola menjadi penulis naturalis terkemuka pada masanya, dan sangat terkenal karena menulis adegan eksplisit dan cenderung aneh.

Ia menulis tentang menstruasi, orgasme dan fungsi tubuh tabu lainnya. Ia membuat malu banyak pembaca, tetapi novelnya sangat populer dan menjadikannya sebagai seorang penulis yang sangat sukses.

The Dreyfus Affair

Karya Zola yang paling sensasional dan tentu saja berpengaruh secara politis adalah “J’accuse” (I Accuse!) yang terbit pada tahun 1898. Ini adalah surat terbukanya kepada presiden Prancis saat itu Félix Faure.

Menuduh pemerintah Prancis anti-semitisme, tulisan Zola ini diterbitkan di halaman depan surat kabar Paris `L’Aurore’ (The Dawn) pada 13 Januari 1898 sebagai tanggapan atas polemik Dreyfus, sebuah skandal yang telah membagi negara itu menjadi dua dan membuat seluruh dunia menyaksikannya dengan gelisah.

The Dreyfus Affair mengungkap anti-Semitisme yang mendalam di masyarakat Prancis. Persekongkolan ini dimulai ketika sebuah surat ditemukan, menawarkan penjualan rahasia militer Prancis ke Jerman. Kapten Alfred Dreyfus adalah seorang perwira militer Yahudi di tentara Prancis, yang secara terburu-buru diadili dan dihukum karena pengkhianatan pada tahun 1894.

Kepala intelijen militer Prancis adalah seorang anti-Semit, dan setelah penyelidikan yang ceroboh dia menuduh satu-satunya perwira Yahudi di Staf Umum, Alfred Dreyfus, sebagai pengkhianat. Kenyataannya, Dreyfus sangatlah patriotik dan sama sekali tidak bersalah.

Namun demikian, dia dihukum di pengadilan militer rahasia pada tahun 1894 dan dipermalukan dalam upacara di Ecole Militaire. Dreyfus dijatuhi hukuman pengasingan di Devil’s Island, sebuah koloni hukuman di lepas pantai Amerika Selatan.

Meski telah menyadari adanya kesalahan akibat ergesa-gesa dan ceroboh dalam birokrasi, pemerintah Prancis tidak mau mengakui dan membebaskannya dari penjara di Devil’s Island sampai bertahun-tahun. Artikel Zola tentang pemaparan dan kehebohan peristiwa ini menyebabkan pemberlakuan undang-undang Prancis pada tahun 1905 yang memisahkan otoritas gereja dan negara.

Kisah Hidup sang Penulis

Meski lahir di Paris, Zola menghabiskan masa mudanya di Aix-en-Provence di Prancis selatan, di mana ayahnya yang adalah seorang insinyur sipil keturunan Italia, terlibat dalam pembangunan sistem air kota, dilansir dari britannica.com.

Zola senior meninggal pada tahun 1847, meninggalkan Madame Zola dan putranya yang masih kecil dalam kesulitan keuangan. Di Aix, Zola muda adalah teman sekolah dari pelukis Paul Cézanne, yang kemudian bergabung dengannya di Paris dan memperkenalkannya kepada douard Manet dan para pelukis Impresionis lainnya.

Meskipun Zola menyelesaikan sekolahnya di Lycée Saint-Louis di Paris, ia dua kali gagal dalam ujian baccalauréat, yang merupakan prasyarat untuk studi lebih lanjut, dan pada tahun 1859 ia terpaksa mencari pekerjaan.

Zola menghabiskan sebagian besar dari dua tahun berikutnya menganggur dan hidup dalam kemiskinan. Ia hidup dengan menggadaikan beberapa barang miliknya dan, menurut legenda, dengan memakan burung pipit yang terperangkap di luar jendela lotengnya.

Akhirnya, pada tahun 1862 ia dipekerjakan sebagai juru tulis di perusahaan penerbitan L.-C.-F. Hachette, di mana ia kemudian dipromosikan ke departemen periklanan. Untuk menambah penghasilan dan membuat jejaknya di dunia surat-menyurat, Zola mulai menulis artikel tentang topik yang diminati untuk berbagai majalah.

Ia juga menulis fiksi, hobi yang dia nikmati sejak kecil. Pada tahun 1865 Zola menerbitkan novel pertamanya, La Confession de Claude (Pengakuan Claude), sebuah kisah semi-otobiografi kotor yang menarik perhatian publik dan polisi dan menimbulkan ketidaksetujuan majikan Zola.

Setelah cukup memantapkan reputasinya sebagai penulis untuk menghidupi dirinya dan ibunya, Zola meninggalkan pekerjaannya di Hachette untuk mengejar minat sastranya. Pada tahun-tahun berikutnya Zola melanjutkan karirnya di bidang jurnalisme sambil menerbitkan dua novel: Thérèse Raquin (1867), kisah pembunuhan yang mengerikan, dan Madeleine Férat (1868).

Ketertarikannya pada sains juga membuat Zola, pada musim gugur tahun 1868, menyusun gagasan tentang serangkaian novel berskala besar yang mirip dengan La Comédie humaine (The Human Comedy) karya Honoré de Balzac, yang telah muncul lebih awal pada abad tersebut.

Proyek ini awalnya direncanakan sebanyak 10 novel, masing-masing menampilkan anggota berbeda dari keluarga yang sama. Namun secara bertahap diperluas menjadi 20 volume seri Rougon-Macquart.

Kehidupan Rumah Tangga dan Perselingkuhan

Pada tahun 1870, Emile Zola menikah dengan Gabrielle-Alexandrine Meley, yang telah menjadi pendamping dan kekasihnya selama hampir lima tahun, dan pasangan muda itu diasuh oleh ibu Zola.

Meskipun pernikahan Zola dengan Alexandrine bertahan sampai pada hari kematiannya, Zola juga berselingkuh selama empat belas tahun dengan Jeanne Rozerot, salah satu pembantu rumah tangga istrinya, yang dimulai pada tahun 1888.

Jeanne melahirkan anak satu-satunya untuknya, Denise dan Jacques, yang “diakui” oleh Madame Zola setelah kematian suaminya.

Karya Terakhir dan Kematian

Seri novel terakhir Zola, Les Trois Villes (1894–98; The Three Cities) dan Les Quatre vangiles (1899–1903; The Four Gospels), umumnya dianggap kurang berpengaruh daripada karya-karya sebelumnya.

Namun, judul novel dalam seri terakhir mengungkapkan nilai-nilai yang mendasari seluruh hidup dan karyanya: Fécondité (1899; Fecundity), Travail (1901; Work), Vérité (1903; Truth), dan Justice.

Zola sendiri meninggal secara tak terduga pada tanggal 29 September 1902, yang disebabkan oleh sesak napas dari gas batubara, akibat cerobong asap yang tersumbat. Secara resmi, peristiwa tersebut ditetapkan sebagai kecelakaan tragis.

Pada saat kematiannya, Zola diakui tidak hanya sebagai salah satu novelis terbesar di Eropa, tetapi juga sebagai orang yang bertindak sebagai pembela kebenaran dan keadilan, pembela kaum miskin dan teraniaya.

Pada tahun 1908 jenazah Zola dipindahkan ke Panthéon dan ditempatkan di samping Voltaire, Jean-Jacques Rousseau, dan Victor Hugo, penulis Prancis lainnya yang karya dan perbuatannya, seperti Zola, telah mengubah arah sejarah Prancis.

Sumber : merdeka.com

(AP)

Print Friendly, PDF & Email
   Send article as PDF