(Nusantara7.id) –Lembaga pemeringkatan ilmuwan The AD Scientific Index (Alper-Doger Scientific Index) telah merilis ilmuwan terbaik Indonesia berdasarkan kinerja ilmiah dan nilai tambah dari produktivitas ilmiah secara individu.
Dari jumlah ilmuwan Indonesia yang masuk, sebanyak 343 peneliti berasal dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Secara keseluruhan UGM menduduki peringkat atas perguruan tinggi di Indonesia dalam perangkingan tersebut.
Menanggapi prestasi ini Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M Eng, D Eng, mengapresiasi hasil yang diraih UGM di AD Scientific Index. Hasil tersebut juga menunjukkan kualitas ilmuwan UGM
“Kita bersyukur dengan hasil ini yang menunjukkan kinerja baik dari seluruh civitas UGM. Hasil ini menunjukkan bahwa ilmuwan UGM semakin kompetitif secara global,” ujar Panut dikutip laman resmi UGM, Kamis (27/1/2022).
Dengan hasil ini, rektor menuturkan UGM akan terus meningkatkan publikasi hasil-hasil penelitiannya melalui berbagai jurnal ilmiah bereputasi dan berbagai media komunikasi lainnya.
Selain itu, UGM juga berupaya agar hasil-hasil penelitian itu bisa dihasilkan menjadi produk-produk yang bernilai ekonomi dan bermanfaat bagi masyarakat.
“Kita berusaha agar dalam penelitian tidak hanya terfokus pada publikasi dan sitasi, tetapi hilirisasi hasil riset menjadi produk-produk yang bermanfaat bagi masyarakat luas merupakan hal yang harus terus dilakukan,” katanya.
Dalam daftar tersebut, dua ilmuwan UGM bahkan masuk di top 15 terbaik dunia. Mereka adalah Prof Sutrisno Hadi dan Tarsisius Hani Handoko, Dr, MBA. Berikut para ilmuwan elit Indonesia versi AD Scientific Index.
Daftar top 15 ilmuwan terbaik Indonesia
1. Chairul Anwar Nidom, Universitas Airlangga (Unair)
Peringkat Asia: 20
2. Suharsimi Arikunto, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta
Peringkat Asia: 1147
3. Imam Ghozali, Universitas Diponegoro (Undip)
Peringkat Asia: 1148
4. Johannes Wirjawan, Universitas katolik Widya Mandala Surabaya
Peringkat Asia: 2662
5. Henky Irawan, Universitas Maritim Raja Ali Haji
Peringkat Asia: 4187
6. Sutrisno Hadi, Universitas Gadjah Mada (UGM)
Peringkat Asia: 4191
7. Azyumardi Azra, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Peringkat Asia: 4511
8. M. Quraish Shihab, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Peringkat Asia: 4772
9. Singgih Santoso, Universitas Kristen Duta Wacana
Peringkat Asia: 4783
10. Suryadi Ismadji, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
Peringkat Asia: 4827
11. Habibollah Younesi, Politeknik Negeri Padang/Politeknik Universitas Andalas
Peringkat Asia: 5605
12. Veithzal Rivai Zainal, Universitas Trisakti
Peringkat Asia: 6138
13. T Hani Handoko, Universitas Gadjah Mada (UGM)
Peringkat Asia: 6511
14. Agus Purwanto, Universitas Pelita Harapan (UPH)
Peringkat Asia: 6660
15. Ferry Iskandar, Institut Teknologi Bandung (ITB)
Peringkat Asia: 7192
Pemeringkatan AD Scientific Index disusun berdasarkan total skor indeks-h tiap ilmuwan, tanpa perincian bidang ilmu. Indeks-h juga disebut sebagai indeks Hirsch.
Indeks-h merupakan tolok ukur berdasarkan karya ilmiah yang paling banyak dikutip dan jumlah kutipan yang diterima dari publikasi lain. Untuk masuk dalam penilaian maka peneliti minimal memiliki 300 sitasi.
Misalnya ada peneliti yang mendapatkan h-index = 1 dengan 300 sitasi akan dimasukan sedangkan peneliti lain dengan h-index 5 dan 30 sitasi atau h index 10 dengan 100 sitasi akan dieksklusi.
Total sebanyak 743.755 ilmuwan dari 14.194 perguruan tinggi di 216 negara masuk dalam pemeringkatan The AD Scientific Index (Alper-Doger Scientific Index) dan 1.273 peneliti di antaranya adalah ilmuwan Indonesia.(AGP/PT)
source : https://www.detik.com/
Baru! Tayangan Video dari Bali Digital Channel
klik: https://s.id/BaliDigitalChannel
#BaliDigitalChannel #Nusantara7