Denpasar, (NS7) – Seperti yang sudah diketahui, pola tanam Polikultur merupakan metode penanaman yang menanam banyak jenis tanaman di satu bidang lahan. Pola tanam polikultur sendiri terbagi lagi menjadi 5 jenis, yaitu sebagai berikut.
Tumpang Sari (Intercropping)
Tumpang sari adalah metode penanaman dengan lebih dari satu jenis tumbuhan pada waktu yang sama dalam satu tempat. Jenis pola tanam ini memiliki berbagai keuntungan yaitu mengurangi tingkat pengangguran musim, memperbaiki keseimbangan gizi masyarakat petani, pengolahan tanah yang minimal, dan mengurangi terjadinya erosi.
Untuk menerapkan tumpang sari, terdapat beberapa syarat yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut.
- Jenis tanaman (famili) harus sama agar sistem pertumbuhan dan bahan makanan yang dibutuhkan sama dan tidak saling menghambat fase pertumbuhan
- Supaya hama yang menyerang tidak berfokus pada satu tanaman maka bagian tanaman yang dipanen harus sama
- Kebutuhan nutrisi tanaman harus sama
- Kebutuhan unsur hara pada akar tanaman harus berbeda supaya tidak menghambat pertumbuhan tanaman
Contoh tanaman tumpang sari ini yaitu tanaman jagung dan kedelai, karena tanaman jagung memakai nitrogen tinggi, sedangkan kedelai memliki nitrogen dari udara bebas sehingga nitrogen jagung terpenuhi dan memperebutkan unsur hara, air, dan sinar matahari. Untuk mengurangi terjadinya kompetisi tersebut, pupuk perlu diberikan secara teratur.
Tumpang Gilir (Multiple Cropping)
Jenis pola tanam polikultur yang satu ini dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan melihat faktor-faktor lain untuk mendapat keuntungan maksimum. Faktor-faktor tersebut yaitu:
- Menghemat tenaga kerja saat pengolahan tanah
- Biaya pengolahan tanah dapat diminimalisir
- Menghindari kerusakan tanah
- Hasil panen secara beruntun dapat meningkatkan produktivitas lahan sekaligus memperlancar penggunaan modal
- Mencegah serangan hama dan penyakit
- Mencegah terjadinya erosi karena kondisi lahan yang selalu tertutup oleh tanaman
- Sisa komoditi tanaman dapat dimanfaatkan sebagai pupuk hijau.
Contoh tanaman yang menggunakan tumpang gilir seperti jagung muda, padi gogo, kedelai, kacang tanah, dan lain-lain.
Tanaman Bersisipan (Relay Cropping)
Relay cropping merupakan metode penanaman yang dilakukan dengan menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok. Tipe ini biasanya dikembangkan untuk mengintensifikasikan lahan. Maka dari itu, terlihat kemampuan lahan untuk menghasilkan suatu produk pangan semakin meningkat.
Tanaman Campuran (Mixed Cropping)
Pola tanam tanaman campuran tersusun dari beberapa tanaman yang tumbuh tanpa diatur jarak tanamnya. Semuanya digabung menjadi satu. Penggunaan lahannya memang menjadi lebih efisien tetapi sangat rentan terhadap hama dan penyakit.
Contoh tanaman yang menggunakan sistem tanaman campuran seperti jagung, kedelai, ubi kayu.
Tanaman Bergiliran (Sequential Planting)
Tanaman bergiliran adalah metode penanaman yang dilakukan dengan menanam 2 jenis tanaman atau lebih secara bergiliran. Artinya, dalam satu lahan, setelah satu jenis tanaman dipanen, barulah ditanam jenis tanaman yang lain.
Sumber : paktanidigital.com
(GC)