Nusantara7.id – Pertanyaan mengenai perlunya pendidikan formal di usia dini menjadi topik yang mendebatkan, melibatkan berbagai sudut pandang dan filosofi pendidikan. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi opini yang muncul seputar kebutuhan pendidikan formal di usia dini.
1. Perspektif Pro-Pendidikan Formal:
a. Landasan Pembelajaran Awal:
Pendidikan formal di usia dini dianggap sebagai fondasi yang kuat untuk pembelajaran lebih lanjut. Proses pembelajaran awal dapat memberikan dasar pengetahuan dan keterampilan yang esensial.
b. Pengembangan Keterampilan Sosial dan Emosional:
Pendidikan formal dapat membantu anak mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang penting untuk interaksi dengan teman sebaya dan lingkungan.
c. Pemantapan Kedisiplinan dan Struktur:
Lingkungan formal membantu anak memahami konsep kedisiplinan dan struktur, persiapan penting untuk fase selanjutnya dalam pendidikan.
d. Deteksi Dini Potensi dan Tantangan:
Guru dan profesional pendidikan di lingkungan formal dapat mendeteksi dini potensi dan tantangan anak, memberikan respons yang tepat.
2. Perspektif Kontra-Pendidikan Formal:
a. Fokus pada Pembelajaran Informal:
Beberapa pendukung pendidikan anak percaya bahwa pembelajaran informal di rumah atau melalui bermain cukup untuk memberikan pengalaman pendidikan yang kaya.
b. Pentingnya Kebebasan Kreatif:
Penentang pendidikan formal berpendapat bahwa memberikan kebebasan kreatif pada anak di usia dini lebih mendukung perkembangan imajinatif mereka.
c. Tekanan pada Anak-Anak:
Pendukung aliran ini berpendapat bahwa memasukkan anak-anak ke dalam lingkungan formal dapat menciptakan tekanan yang tidak perlu dan mengurangi kegembiraan mereka terhadap pembelajaran.
d. Risiko Terlalu Dini:
Beberapa orang tua dan pendidik meyakini bahwa memulai pendidikan formal terlalu dini dapat menimbulkan risiko stres atau kelelahan pada anak.
3. Pendekatan Keseimbangan:
a. Pendidikan Formal yang Bersifat Play-Based:
Pendukung pendekatan keseimbangan percaya bahwa pendidikan formal pada usia dini dapat disusun dengan berbasis permainan, menggabungkan pembelajaran dan kegembiraan.
b. Fleksibilitas dalam Kurikulum:
Mereka yang memandang perlunya pendidikan formal mengusulkan fleksibilitas dalam kurikulum untuk memberikan ruang bagi pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan anak.
c. Peran Penting Orang Tua:
Beberapa opini menggarisbawahi peran orang tua sebagai mitra dalam pendidikan formal, menekankan perlunya keterlibatan aktif mereka.
d. Pentingnya Monitoring Individu:
Pendukung pendekatan keseimbangan menyoroti pentingnya monitoring individu, memastikan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan setiap anak. (AGP/YD)
Source : kompasiana.com