Forum Orangtua Mahasiswa Desak Rektorat Selesaikan Kisruh SBM ITB

BANDUNG, (NS7) – Forum Orangtua Mahasiwa SBM ITB bereaksi atas kekisruhan yang terjadi di Kampus ITB saat ini. Imbasnya, mahasiswa diminta belajar sendiri karena para dosen memutuskan untuk melakukan mogok massal terhitung sejak Selasa (8/3) kemarin. Perwakilan Forum Orangtua Mahasiswa SBM ITB Ali Nurdin mengatakan, orangtua mahasiswa cukup gelisah dengan situasi yang tengah terjadi. Kebijakan Rektor ITB Reini Wirahadikusumah, yang mencabut otonomi pengelolaan pendidikan di SBM ITB tanpa melibatkan pihak SBM ITB dan MWA ITB, mengakibatkan terganggunya layanan pendidikan di kampus. “Ini merugikan anak-anak kami mahasiswa SBM ITB karena proses kegiatan perkuliahan menjadi terhenti,” kata Ali pada keterangan resminya, Jumat (11/3).

Sebelumnya, telah berlangsung pertemuan antara orangtua mahasiswa dengan MWA ITB pada tanggal 22 Desember 2021. Dalam pertemuan tersebut, MWA ITB menjamin kualitas dan layanan pendidikan di SBM ITB. Pencabutan swakelola oleh Rektor ITB, tidak akan mengubah pelayanan yang diberikan. Selain itu, MWA ITB juga menyatakan telah meminta kepada rektor untuk segera menyelesaikan kisruh di SBM ITB.

“Atas anjuran dari MWA ITB, pada pertemuan tersebut, forum orangtua mahasiswa mengirim surat permohonan audiensi ke Rektor ITB guna mendapatkan penyelesaian atas permasalahan yang terjadi. Namun sayang, surat tersebut tak pernah mendapat balasan dari pihak rektor,” ujar Ali. Ali mengungkapkan, forum orangtua mahasiswa SBM ITB kecewa atas sikap Reini Wirahadikusumah yang tidak aspiratif terhadap mereka serta stakeholders lainnya.

Pihaknya menilai, pencabutan otonomi pengelolaan pendidikan di SBM ITB tidak memenuhi Statuta ITB mengenai prinsip penyelenggaraan pendidikan tinggi, yaitu transparansi, partisipatif, akuntabel, nirlaba, efisien, dan efektif.

Maka dari itu, pihaknya menyatakan beberapa tuntutan kepada MWA ITB agar sesegara mungkin menyelesaikan permasalahan yang terjadi. “MWA ITB agar segera menyatakan bahwa pengelolaan pendidikan di SBM ITB dalam status quo, di mana system pengelolaan pendidikan dan anggaran di SBM ITB dikembalikan statusnya seperti dalam keadaan semula,” tuturnya. Lebih lanjut, Ali berharap Rektor ITB Reini Wirahadikusumah untuk mencabut kebijakan yang membatalkan otonomi bagi SBM ITB. “Dan memberlakukan kebijakan yang lama, sampai dengan adanya kebijakan baru berdasarkan hasil kajian dari tim khusus yang dibentuk MWA ITB,” terangya. Sebelumnya, kisruh terjadi di lingkungan kampus ITB, Bandung, yakni antara SBM ITB dan rektorat kampus. Diketahui ini merupak dampak konflik berkepanjangan setelah Rektor ITB Reini Wirahadikusumah mencabut SK Rektor ITB nomor 203/2003 tentang hak swakelola SBM ITB pada 4 Maret 2022 tanpa pemberitahuan dan kesepakatan pihak-pihak yang berkepentingan.(AGP/DN)

source : https://jabar.jpnn.com/

Baru! Tayangan Video dari Bali Digital Channel
klik: https://s.id/BaliDigitalChannel

#BaliDigitalChannel #Nusantara7

Print Friendly, PDF & Email
   Send article as PDF