I Wayan Windia Gotong Royong Hadapi Pandemi

Denpasar, (NS7) – TOKOH masyarakat yang juga Ketua Dewan Harian Daerah Angkatan 45 Bali, Prof. Ir. I Wayan Windia memandang gotong royong dari semua elemen bangsa sangat diperlukan dalam menanggulangi pandemi Covid-19, khususnya yang terjadi di Bali.
“Belakangan, kasus Covid-19 terus menunjukkan kenaikan di Bali, karena itu saya kira ini kesempatan bagi kita semua untuk gotong royong, yang lebih mampu ini saatnya memberi,” katanya
Menurutnya, pandemi yang dihadapi bangsa ini sejak 1,5 tahun belakangan tidak ada bedanya dengan proses para pejuang kemerdekaan puluhan tahun silam dalam upaya memerdekakan Indonesia. Maka, semangat pejuang kemerdekaan tersebut wajib diteladani oleh seluruh lapisan masyarakat, kemudian diterapkan dalam menanggulangi pandemi.
“Kita harus ingat bahwa negara ini dibangun oleh tetesan darah. Sekarang, ketika negara ini sudah terbentuk, kita wajib turut serta berpartisipasi, dengan cara apa pun agar negara ini bisa segera terlepas dari Covid-19,” ucapnya.
Windia pun menyinggung pemberitaan terkait ketidaksediaan sejumlah hotel di Buleleng sebagai tempat isolasi terpusat Kabupaten Buleleng, sehingga Pemkab Buleleng beralih menggunakan asrama SMA/SMK Bali Mandara sebagai tempat isolasi terpusat. Padahal, saat ini pemerintah sedang sangat membutuhkan tempat untuk isolasi demi memutus penyebaran Covid-19.
“Jika ketidaksiapan itu karena persoalan teknis, saya kira ini perlu disesalkan, perlu diberi tindakan tegas ke depan. Sekarang negara memanggil, saatnya berpartisipasi walau sedikit saja. Ingat, negara ini dibangun oleh tetesan darah, sehingga bisa terbentuk negara, dibangun pawisata, dan generasi saat ini bisa menikmati pariwisata. Jangan itu dilupakan, ini harus selalu diingatkan,” tegas guru besar Universitas Udayana ini.
Pihaknya keengganan hotel menjadi tempat isolasi terpusat karena persoalan komunikasi. Sebab, pihaknya juga melihat ada banyak hotel yang juga bersedia memberi tempat untuk isolasi terpusat. “Tentu tidak bisa kita stigma semua hotel, dan saya kira itu persoalan komunikasi. Kan ada juga hotel yang siap, di Denpasar misalnya,” tambahnya.

(GP/GC)

   Send article as PDF