Memberdayakan Pengusaha Perempuan, Memajukan Sektor Kuliner Indonesia

(NS7) – Sektor kuliner merupakan salah satu penyumbang terbesar untuk GDP Indonesia. Sektor usaha itu menyerap banyak tenaga kerja, terutama kaum perempuan sebagai pengusaha. Data BPS menyebut dari 60 persen dari 37 juta UMKM yang terdata dikelola oleh perempuan. Sepuluh juta UMKM di antaranya berbisnis kuliner.

PLT Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat Kemen PPPA, Indra Gunawan mengatakan pemerintah memasukkan isu pemberdayaan perempuan di dunia usaha sebagai salah satu topik penting yang akan diulas di pertemuan G20 pada 2022. Pada saat itu, Indonesia akan menjadi tuan rumah.

“Bagaimana agar UKM ini ikut terlibat dalam pemulihan ekonomi di masa pasca-Covid 19,” kata Indra dalam Virtual Press Conference Sunlight Festival Foodpreneur Bersinar, Jumat, 17 September 2021.

Selain meningkatkan kualitas kepemimpinan para pengusaha perempuan, hal lain yang juga patut jadi perhatian adalah soal literasi digital. Poin ini penting dikuasai agar mereka mampu memajukan usahanya. Pemberdayaan tersebut didorong agar dilakukan dalam skema kolaborasi.

“Zamannya sekarang tidak hanya kompetisi saja. Sinergi perlu diperkuat dan dikembangkan agar berbagai pihak bisa dilibatkan,” sahut dia.

Terkait kolaborasi itu, Sunlight, Amartha, dan Tokopedia bergabung untuk menggelar Sunlight Festival Foodpreneur Bersinar sejak Juli 2021. Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan potensi perempuan indonesia menjadi pengusaha kuliner, baik yang sudah eksis berbisnis maupun baru merintis.

“Terlihat bahwa sektor kuliner yang paling digemari. Mungkin karena dekat dengan kehidupan perempuan Indonesia dan punya potensi dikembangkan nantinya,” kata Anggya Kumala, Head of Dishwash Category, Unilever.

“Sektor kuliner itu salah satu sektor paling banyak digemari, bisa dilihat dari jumlah transaksi. Kami punya kampanye Tokopedia Nyam, bisa meningkat lebih dari lima kali lipat dari kuartal II tahun lalu,” imbuh Pranidhana Mahardhika, Head of Category Development (FMCG) Tokopedia.

Pelatihan yang digelar secara online itu mengundang berbagai praktisi untuk mengisi beragam kelas. Dhika menerangkan salah satu kelas adalah tentang mengembangkan bisnis di dunia digital. Mereka juga belajar tips fotografi makanan yang sangat penting dalam bisnis digital.

Tahun ini, peserta yang terlibat langsung sekitar 25ribu pengusaha UMKM dan diharapkan bisa menjangkau dua juta pengusaha baru. Anggya menyebut pada 2022, diharapkan ajang itu bisa menginspirasi sampai lima juta pengusaha baru.

Hasil pelatihan langsung bisa dipraktikkan para peserta dengan berjualan di Tokopedia Nyam. Peserta yang menonjol bisa dibantu dipromosikan agar usahanya lebih dikenal. “Selama September ini, kami menampilkan foodpreneur di Tokopedia Nyam, dengan tampilkan UMKM lokal di sektor kuliner. Kami menemukan momentum di tengah pandemi agar menjadi raja di negeri sendiri,” sahut Dhika.

Sementara, Aria Widyanto, Director & Chief Risk and Sustainability Officer Amartha, menyebut sektor kuliner merupakan bidang usaha yang pertumbuhannya sangat signifikan dan sangat resilien walau di masa pandemi. Dengan program tersebut diharapkan terjadi pemerataan ekonomi digital di Indonesia, sehingga terjadi pemerataan kesejahteraan.

Menurut Aria, tantangan utama dalam berbisnis bagi pengusaha perempuan di Indonesia adalah akses permodalan. Mereka membutuhkan bantuan pembiayaan yaang harus dilengkapi dengan pendampingan.

“Kita dampingi, latih hingga 50 minggu atau satu tahun. Kemasan dibantu agar lebih baik, mereknya diperbaiki, tentunya akan nambah akses pasar,” sahut dia.

Platform online saat ini menjadi kunci untuk memperluas jangkauan pasar. Diharapkan, pendapatan mereka kemudian meningkat dan berdampak pada kesejahteraan.

“Perempuan adalah salah satu aktor utama, terutama dalam menggerakkan perekonomian mikro. Akan strategis bila menunjukkan dukungan dalam mencapai potensi optimal, antara lain melalui bisnis kuliner,” kata Aria. (AR)

Sumber : Liputan6.com

   Send article as PDF