Mengenal EM4, Larutan Penyelamat Pertanian

Denpasar, (NS7) – Dalam dunia pertanian, ada komponen yang tidak kalah penting dari pupuk, yaitu larutan Efektif Mikroorganisme (EM). Larutan ini dapat mempercepat proses pembuatan pupuk organik serta meningkatkan kualitas pupuk.

Em4 bermanfaat untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, meningkatkan jumlah produksi tanaman, memfermentasi bahan organik, meningkatkan kualitas dan kuantitas panen serta memperbaiki nutrisi atau senyawa yang dibutuhkan tanaman dari dalam tanah.

Efektif Mikroorganisme 4 (EM4) adalah larutan yang mengandung banyak bakteri menguntungkan. Larutan ini pertama kali ditemukan oleh Prof. Dr. Teruo Higa dari Universitas Ryukyus, Okinawa, Jepang.

Terdapat 80 genus mikroorganisme fermentasi dalam EM4. Di mana mikroorganisme dapat bekerja secara efektif dalam memfermentasikan bahan organik. Adapun lima golongan utamanya yaitu bakteri Fotosintetik, Lactobacillus sp, Streptomyces sp, Ragi (Yeast) dan Actinomycetes.

Namun tahukah Sobat, jika EM4 juga ternyata dapat dibuat sendiri di rumah dengan sederet bahan-bahan alami ini.

  • Kangkung air segar 0,25 kg
  • Batang pisang muda bagian dalam 1,5 kg
  • Gula pasir 1 kg
  • Air tuak dari nira 0,5 liter
  • Pepaya matang atau kulitnya 0,5 kg
  • Pisang matang atau kulitnya 0,5 kg
  • Nanas matang atau kulitnya 0,5 kg
  • Kacang panjang segar 0,25 kg

Cara Pembuatan :

  • Hancurkan dan haluskan pisang, pepaya, nanas, kacang panjang, kangkung dan batang pisang muda.
  • Setelah dihancurkan, campuran semua bahan dalam ember.
  • Masukkan gula pasir dan tuak dalam ember, campurkan, dan aduk hingga rata.
  • Tutup ember dengan rapat, simpan dan diamkan selama 7 hari
  • Setelah 7 hari larutan yang dihasilkan dikumpulkan secara bertahap setiap hari hingga habis.
  • Saring larutan tersebut dan masukkan ke dalam wadah yang tertutup rapat. Larutan tersebut merupakan EM4 yang siap digunakan. Bahkan dapat bertahan hingga 6 bulan.
  • Ampas dari hasil penyaringan larutan bisa kamu digunakan sebagai pupuk kompos.

Sumber : sariagri.id
(GC/ES)

   Send article as PDF