Mengenal Keunikan Tarian Tradisional Bali Sanghyang Bojog Milik Desa Adat Bugbug

Nusantara7.id – Desa Adat Bugbug, yang terletak di wilayah Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, merupakan rumah bagi beragam warisan budaya Bali yang menakjubkan.

Salah satu di antaranya adalah Tari Sanghyang Bojog yang khas dan unik. Bojog, yang berarti kera atau monyet dalam bahasa Indonesia, menjadi inspirasi untuk nama tarian ini.

Bali telah lama dikenal dengan keindahan dan keberagaman tarian tradisionalnya, dan beberapa desa, termasuk Desa Adat Bugbug, telah berkomitmen untuk melestarikan kekayaan budaya ini dari generasi ke generasi.

“Tarian Sanghyang Bojog adalah bagian dari warisan budaya kami yang kami jaga dengan penuh dedikasi,” kata Tokoh Desa Adat Bugbug, Jro Wayan Mas Suyasa.

Berbagai jenis tarian Sanghyang, seperti Jaran, Lesung, Kukur, Penyalin, Dedari, dan Saab, disakralkan oleh masyarakat setempat dan dipentaskan dalam upacara-upacara tertentu.

Namun, Tarian Sanghyang Bojog menjadi yang paling baru di antara semua tarian tersebut, muncul sejak tahun 2000 silam.

“Tarian ini bukan hanya hiburan semata, tapi juga sebuah upaya untuk menjaga keseimbangan spiritual dalam menghadapi pengaruh zaman modern,” tambah Jro Mas Suyasa.

Dalam Tarian Sanghyang Bojog, dua penari mengenakan kostum yang mirip dengan kera dan menampilkan gerakan yang menggambarkan sifat dan perilaku kera. Hanya orang-orang tertentu yang dipilih untuk menjadi penari ini, dan mereka menjalani pelatihan khusus untuk memahami gerakan dan karakteristik kera dengan baik.

Penampilan Sanghyang Bojog ini diiringi oleh kidung alih-alih gamelan, dengan penari menari selama dua jam penuh.

Kidung tersebut memandu gerakan penari, termasuk adegan-adegan seperti naik ke atas pohon, sesuai dengan cerita yang disajikan.

Namun, perlu diingat bahwa penari Sanghyang Bojog berada dalam keadaan sadar dan hanya Jro Mas Suyasa yang dapat mengendalikan mereka.

Interaksi dengan penari selama pertunjukan tidak diperkenankan, karena penari bisa bereaksi dengan galak, mirip dengan perilaku kera asli.

“Tarian ini bukan hanya tentang pertunjukan, tapi juga tentang menjaga spiritualitas dan kearifan lokal kami yang berakar dalam tradisi,” jelas Jro Mas Suyasa.

Keunikan Tari Sanghyang Bojog:

Penari menari layaknya kera (bojog), memanjat pohon, dan berlari-lari dengan gesit.
Penari tidak menggunakan gamelan, melainkan diiringi kidung khusus yang mengendalikan tingkah laku mereka.
Hanya orang tertentu yang dipilih secara niskala (gaib) yang bisa menjadi penari.
Penari dalam keadaan sadar saat menari dan bisa menjadi galak jika disentuh.
Tari ini disakralkan dan dipentaskan dalam berbagai upacara, khususnya dewa yadnya, untuk mengimbangi pengaruh zaman kaliyuga.

Informasi Penting:

Lokasi: Desa Adat Bugbug, Karangasem, Bali
Jenis tari: Tari Sanghyang
Keunikan: Penari menari layaknya kera, tanpa gamelan, disakralkan
Fungsi: Dipentaskan dalam ritual adat, dewa yadnya, untuk mengimbangi pengaruh zaman kaliyuga. (AGP/GP)
Source : baliness.jawapos.com

Eh, liat ini deh. AFC Fried Chicken, Jl. Raya Puputan No.7 Renon di GoFood.
https://gofood.link/a/Kg1yhZo

   Send article as PDF