Mengenal Upacara Melukat, Ritual Pembersihan Diri di Mata Air Suci Khas Bali

(NS7) – Jika Anda pernah berkunjung ke Bali, mungkin Anda tidak asing lagi dengan istilah upacara Melukat. Upacara ini merupakan salah satu tradisi umat Hindu di Bali yang masih dilaksanakan secara turun-temurun hingga sekarang. Upacara melukat menggunakan air sebagai media untuk pembersihan diri. Menurut penjelasan I Made Gede Anadhi dalam jurnal yang ditulisnya, air merupakan anugerah serta mendapatkan penghormatan istimewa dalam kehidupan umat Hindu di Bali. Oleh karena itu, hampir seluruh ritual umat Hindu di Bali selalu menghadirkan air sebagai bagian dari prosesinya.

Pengertian Melukat dan Prosesi Upacara Melukat

Melukat sendiri berasal dari kata Sulukat yakni “Su” bermakna baik dan “Lukat” bermakna penyucian. Secara singkat, Sulukat berarti menyucikan diri untuk memperoleh kebaikan. Air dianggap mampu membersihkan diri dan pikiran serta menghalau hal-hal negatif yang dapat merusak. Air juga dipercaya dapat menghilangkan pengaruh kotor atau klesa yang ada di dalam diri manusia. Biasanya, upacara Melukat dipimpin oleh seorang pemangku. Sesajian seperti canang sari akan disiapkan dengan diberikan mantra-mantra. Orang yang akan diupacarai akan dimantrai terlebih dahulu oleh pemangku. Setelah proses pemantraan selesai, orang yang akan diupacarai disiram (dibersihkan) dengan air kelapa gading. Setelah mandi air kelapa gading, upacara dilanjutkan dengan membasuh diri di mata air yang diyakini membawa berkah. Prosesi ini dipercaya dapat membersihkan diri baik lahir maupun batin.

Upacara Melukat di Pura Tirta Empul, Bali

Salah satu lokasi dimana upacara Melukat umum dilaksanakan yaitu di kolam mata air suci yang terletak di dalam kompleks pura Tirta Empul, Tampaksiring, Bali. Tirta Empul sendiri memiliki arti air suci yang keluar dari tanah. Tak hanya umat Hindu di Bali dan masyarakat lokal saja yang boleh melakukan prosesi ini, wisatawan domestik dan wisatawan asing pun diperbolehkan ikut serta. Seluruh wisatawan wajib menggunakan kamen atau semacam sarung adat khas Bali yang biasa dikenakan oleh umat Hindu di Bali saat bersembahyang di dalam pura. Bagi wanita yang sedang haid tidak diperbolehkan untuk mengikuti upacara serta memasuki area pura. Tidak ada waktu tertentu untuk melaksanakan Melukat. Upacara ini dapat dilakukan kapan saja setiap kali diperlukan.

Makna Upacara Melukat

Umat Hindu di Bali percaya bahwa setiap manusia memiliki sifat diri yang kotor. Oleh karena itu, sifat tersebut harus dibersihkan dan dibuang dari dalam diri manusia. Dengan melaksanakan upacara Melukat, diharapkan segala hal-hal yang bersifat kotor atau negatif, baik secara jasmani maupun rohani, dapat kembali bersih dan suci. Tak hanya itu, ritual pembersihan diri ini juga mempersiapkan umat manusia untuk memulai kehidupan baru yang lebih baik di masa selanjutnya.

(YD)

Sumber : https://journal.sociolla.com

Print Friendly, PDF & Email
   Send article as PDF