Opini: Hubungan Indonesia dan Jepang, Bak Padi, Makin Berisi Makin Merunduk

JAKARTA, (Nusantara7.id) – Hubungan industri antara Indonesia dan Jepang telah terjalin sejak bertahun-tahun lalu, seperti produk makanan, bumbu, dan minuman sehat.

Pada tahun lalu ada banyak restoran masakan Jepang di mal, dan makanan Jepang diterima dengan baik di Indonesia. selain itu fakta bahwa makanan Jepang yang telah disesuaikan dengan lidah orang Indonesia sangatlah populer.

Belakangan ini, bisnis ritel Jepang, seperti supermarket yang menjual makanan dan kebutuhan sehari-hari, berkembang di Indonesia. Dengan sistem distribusi dan pengelolaan produk Jepang, termasuk toko ritel, mulai diterima di Indonesia.

Hubungan erat antara Indonesia dan Jepang terjalin dengan baik. Muncul fakta bahwa restoran asal Jepang juga ikut andil menciptakan lapangan kerja di Indonesia.

Sejak 2014, Jepang menjalankan proyek bantuan pembangunan SDM industri makanan di Indonesia. Proyek ini menyediakan kursus tentang keamanan kualitas makanan dan pemasaran bagi Institut Pertanian Bogor. Pengalaman dan  pengetahuan dari Jepang ini dapat berkontribusi pada kemajuan industri makanan di Indonesia.

Selain itu, teknologi pertanian Jepang juga diperkenalkan kepada Indonesia. Contohnya, perusahaan Jepang menanam sayuran seperti tomat di pabrik tanaman di Pulau Bintang.

masih ada potensi kerja sama di masa mendatang, seperti penggunaan teknologi digital, pemasyarakatan rantai dingin, dan teknologi keamanan kualitas makanan.

Di sisi lain, Covid-19 dan krisis di Ukraina telah berdampak pada industri pertanian dan makanan. Sebagai akibat dari pembatasan mobilitas orang dan barang, rantai pasok mengalami disrupsi, dan harga pangan naik. Betapa pentingnya pasokan pangan yang stabil bagi kehidupan kita.

Tak hanya stabilitas pasokan pangan, karena perhatian atas kualitas produk perta­nian meningkat, sehingga mem­produksi produk pertanian yang berkualitas tinggi dan me­ma­soknya secara efisien di­rasa makin penting.

Tantangan Sama

Berbasis pada keadaan tersebut, kedua negara menghadapi tantangan yang sama, yaitu membangun industri pertanian sebagai industri yang menguntungkan dan menarik.

Untuk itu, sejak 2016 Jepang telah memulai “Public-Private-Partnership Project for the Improvement of the Agriculture Product Marketing and Distribution System” guna membangun rantai pasok produk pertanian yang aman dan berkualitas tinggi. Dalam proyek tersebut, sayur-sayuran segar dari Jepang, seperti tomat dan terong, diperkenalkan kepada area percobaan di Indonesia.

Selain itu, Jepang memberikan bantuan kepada Indonesia, seperti penggunaan teknik pertanian yang mengurangi pemakaian pesti­si­da dan ramah lingkungan, gu­na meningkatkan kualitas dan jumlah hasil produk. Se­ca­ra lebih konkret, Jepang te­­lah memberikan pelatihan tek­nik un­tuk manajemen bi­bit, me­nge­lola tanaman pa­da mu­sim hujan, serta me­ma­kai kalender penanaman.

Sebab bantuan untuk produksi saja tidak cukup dalam mewujudkan industri pertanian yang menguntungkan, maka Jepang telah mengadakan kegiatan business matching guna memperluas jalur penjualan sampai ke pasar di Jakarta yang merupakan pusat konsumsi.

Tidak mudah bagi petani untuk membangun rantai pasok yang berkelanjutan karena diharuskan untuk memasok produk secara stabil, sedangkan kemampuan penjualan mereka belum memadai. Meskipun demikian, ada sejumlah kesuksesan perluasan jaringan penjualan, seperti tomat dan terong yang diproduksi di Kabupaten Cianjur.

Ke depannya, untuk terus mem­bangun rantai pasok, Je­pang akan membantu agar ke­lom­pok petani bisa membuat rencana bisnis berdasarkan kebutuhan pasar secara man­diri. Selanjutnya, Jepang ren­ca­nanya akan mendukung busi­ness matching antara petani dan perusahaan rintisan yang menawarkan teknologi di­gi­tal terkini, seperti e-commer­ce dan sistem irigasi otoma­tis.

Sebenarnya, peribahasa Indonesia ‘makin berisi makin merunduk’ terdapat juga dalam Bahasa Jepang. Kedua negara memiliki banyak kesamaan antara lain, industri pertanian dan budaya makan yang berorientasi pada nasi, serta jiwa untuk makin rendah hati.

Dengan menyadari bahwa stabilitas pangan adalah salah satu tanggung jawab yang paling penting bagi negara, dan  bekerja sama  untuk kemajuan industri pertanian dan makanan yang berkelanjutan di kedua negara.(AGP/DN)

source : https://ekonomi.bisnis.com/

Baru! Tayangan Video dari Bali Digital Channel
klik: https://s.id/BaliDigitalChannel

#BaliDigitalChannel #Nusantara7

Print Friendly, PDF & Email
   Send article as PDF