Potensi Wisata Gastronomi di Daerah Menurut Profesor Tata Boga UNY

(NS7) –Kuliner khas nusantara yang melimpah dan beragam, ternyata menjadi satu pendukung terkuat yang membuat sektor wisata terus bersinar. Keragaman kuliner nusantara itu, belakangan makin memantik masyarakat tertarik mengetahui gastronomi atau sejarah asal-usul, seni penyajian dan apapun yang berkaitan dengan makanan tertentu.

“Gastronomi mencerminkan budaya, warisan dan tradisi masyarakat,” kata Guru Besar Bidang Pendidikan Vokasi Tata Boga Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Marwanti, Senin, 25 April 2022.

Marwanti mengungkap belakangan ini dorongan keingintahuan masyarakat tentang sosial budaya makanan pada suatu daerah tertentu menjadikan kegiatan gastronomi sebagai satu cara untuk mempromosikan pemahaman di antara budaya yang berbeda juga tumbuh. “Gastronomi itu membawa masyarakat merasa lebih dekat dengan tradisi makanan yang diminati,” kata perempuan yang menyandang gelar profesor itu.

Menurut Marwanti, dalam konteks gastronomi Indonesia, makanan nusantara dianggap sebagai local genius warisan dan martabat nenek moyang bangsa Indonesia yang perlu dilestarikan. “Seperti halnya menjaga karakter bangsa untuk membangun keberlanjutan kehidupan manusia” ujarnya.

Kegiatan gastronomi berperan sebagai warisan budaya juga membantu menciptakan peluang, termasuk pekerjaan terutama di daerah sekitar destinasi wisata.

Banyak destinasi wisata memanfaatkan gastronomi menjadi sektor strategis untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan usaha baru bagi masyarakat yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan pendapatan rumah tangga. Padahal, ujar Marwanti, dahulu gastronomi kuliner ini banyak diabaikan baik pada sektor budaya maupun pariwisata.

“Namun saat ini gastronomi telah berubah menjadi kontributor pengembangan industri kreatif dan industri pariwisata,” kata Marwanti.

Contoh gastronomi itu seperti penyebaran video memasak hidangan-hidangan di channel YouTube yang telah membantu meningkatkan promosi wisata gastronomi dari seluruh pelosok tanah air di Indonesia.

Marwanti merunut sebenarnya gastronomi nusantara punya sejarah panjang bukan tiba tiba muncul karena tren. Dokumen gastronomi pertama ditemukan dari tokoh emansipasi wanita, yaitu RA Kartini yang menyimpan lebih dari 200 resep masakan khas keluarga. Lalu dokumen kedua ditemukan dari seorang nyonya Belanda yang hobi memasak yang menerbitkan buku berisi 1.381 resep yang dikumpulkan selama tinggal di Indonesia.

Pada 1967, Presiden Soekarno juga menerbitkan buku Mustika Rasa yang berisi 1.685 hidangan mengenai bahan pangan yang digunakan masyarakat Indonesia, penanganan dan cara pengolahannya menjadi berbagai hidangan. Yang digolongkan menjadi makanan pokok 45 resep, lauk pauk 899 resep, sambal-sambalan 63 resep, kudapan 647 resep.serta minuman 31 resep.

“Jadi pengembangan aktivitas bisnis kuliner merupakan salah satu bagian kegiatan gastronomi guna mempromosikan produk dan pengalaman lokal yang khas,” kata Marwanti.

Ia menyebutkan wisata gastronomi mengacu pada kegiatan wisata dengan tujuan mencari pengalaman makan dan minum yang unik. “Wisata gastronomi secara umum mengacu pada orisinalitas hidangan dan keasliannya pada suatu tempat, wilayah atau negara,” kata dia.

Hingga saat ini pengembangan wisata gastronomi masih mengalami kendala karena tereduksinya nilai kearifan lokal yang dimiliki setiap daerah dan etnis. “Sementara masyarakat urban yang berada di kota-kota besar di Indonesia juga semakin jarang bersentuhan dengan identitas kelokalan mereka, inilah alasan mengapa wisata gastronomi perlu dikembangkan,” kata dia.(AGP/GK)

source: https://travel.tempo.co/

Baru! Tayangan Video dari Bali Digital Channel
klik: https://s.id/BaliDigitalChannel

#BaliDigitalChannel #Nusantara7

 

Print Friendly, PDF & Email
   Send article as PDF