(NS7) – Penjual jajanan tradisional turut merasakan dampak pandemi. Salah satunya yaitu Dra. Istri Rahayu, pemilik usaha Kipo Bu Djito. Istri merupakan penjual sekaligus pembuat kipo sejak puluhan tahun lalu. Bahkan simbah Istri ialah orang pertama yang menemukan kipo.
Kipo banyak dijual di Kotagede Yogyakarta. Rata-rata pembelinya adalah wisatawan yang suka kuliner serta masyarakat sekitar yang memasan untuk acara pertemuan. “Kalau pembeli orang luar, kalau orang sini mungkin sudah biasa, kadang untuk oleh-oleh. Kalau yang lingkup sini, biasanya untuk pertemuan-pertemuan,” ujarnya. “Iya kalau wisatawan kan biasanya ada guidenya, tapi ya yang suka kuliner, kalau yang enggak suka ya enggak tahu,” tambah Istri.
Dampak pandemi
Saat ditemui Kompas.com di tokonya pada Rabu (10/10/2021) Istri menceritakan bahwa pandemi juga memengaruhi penjualan kipo. Sebelum pandemi Istri dapat menghabiskan sekitar empat kilogram beras ketan atau tepung ketan dalam sehari. Namun saat pandemi covid-19, 20 bungkus kipo pun tidak habis. Karena hal tersebut, Istri lantas memilih untuk menutup tokonya. “Sebelum pandemi itu produksi kita lumayan ya, sekitar empat kilogram. Tapi semasa pandemi itu kita libur karena PSBB itu, ya enggak ada yang beli. Bahkan saya tuh nyediain walau 20 bungkus tapi ternyata enggak habis, kemudian kami tutup,” terang Istri
Akibat pandemi, toko Kipo Bu Djito tutup hampir dua tahun. Padahal sebelumnya Istri juga sempat menutup tokonya karena ada perbaikan gorong-gorong di depannya. Baru beberapa bulan buka, Istri harus menutup tokonya kembali akibat pandemi. “Saya baru jualan satu bulan kalau enggak salah. Ini kan depan ini, bikin gorong-gorong, dari Agustus, September, Oktober. Akhir November kita mulai jualan, Desember, Januari, Februari sudah enggak jualan. Ya, Sudah satu tahun lebih, enggak jualan,” ujarnya.
Istri sempat mencoba peruntungan berjualan kue kering saat Lebaran. Sayangnya juga tidak laku terjual karena kala itu masih ada pembatasan kegiatan.
Mulai membaik
Walau sempat merasakan sulitnya berjualan saat pandemi, Istri menyebut bahwa kini penjualannya mulai pulih. Saat ini Istri dapat menghabiskan sekitar tiga kilo beras atau tepung ketan dalam sehari. “Sekarang lumayanlah, sekitar tiga kilogram, alhamdulillah mulai ramai,” ujarnya.
Istri juga menjelaskan bahwa saat Idulfitri kemarin mulai ada pesanan yang masuk. Lalu, pesanan untuk acara juga mulai ramai. Kipo Bu Djito biasa berjualan dari pagi hari sampai habis. Pembeliannya kadang tidak menentu. Namun saat tanggal muda dan akhir pekan biasanya kipo cepat habis. Jika ingin mencoba, maka kamu bisa datang ke toko Kipo Bu Djito pada pagi hari. (agp/gs)
Source : https://www.kompas.com/