Tanaman Porang dan Berbagai Macam Manfaatnya

(NS7) –  Tanaman porang kembali menarik perhatian setelah beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo melarang ekspor porang dalam bentuk umbi. Tanaman porang pernah jadi perbincangan pada 2019 setelah sejumlah petani meraup pendapatan yang cukup besar dari bertanam porang. Terbaru, melalui akun Instagramnya, @jokowi, Presiden Jokowi kembali menekankan bahwa tanaman porang akan menjadi komoditas ekspor andalan Indonesia.

Tahukah Anda, porang sudah dikenal sejak lama. Bahkan, pada masa penjajahan Jepang, masyarakat di sekitar hutan dipaksa untuk mendapatkan porang sebagai bahan pangan dan industri mereka. Seperti dilansir dari website Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, tanaman porang merupakan tanaman anggota family Aracacea yang secara umum dikenal dengan nama bunga bangkai karena baunya yang tidak sedap.

Porang dikenal dengan nama yang berbeda-beda. Ada yang menyebutnya iles-iles, iles kuning acung atau acoan.  Sepintas, tanaman porang mirip dengan suweg (Amorphophallus Campanulatus), iles-iles putih (Amorphophallus Spp), dan walur (Amorphophallus variabilis).

Apa ciri-ciri porang? Berikut morfologinya: Daun lebar, ujung daun runcing dan berwarna hijau muda Kulit batangnya halus, berwarna belang-belang hijau dan putih Pada permukaan umbi tidak ada bintil Umbi berserat halus dan berwarna kekuningan Pada setiap pertemuan cabang dan ketiak daun terdapat bubil/katak Umbi tak dapat dikonsumsi dan harus melalui proses.  Peneliti Botani Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ina Erlinawati mengatakan, porang masih satu keluarga dengan bunga bangkai. “Masih satu marga Amorphophallus, tapi nama latin untuk jenis Porang adalah Amorphophallus muelleri,” kata Ina.

Apa manfaat porang? Seperti tanaman umbi-umbi lain, porang juga mengandung karbohidrat, lemak, protein mineral, vitamin, kristal kalsium oksalat, alkaloid, dan serat pangan. Karbohidrat merupakan komponen penting dari umbi porang yang terdiri atas pati, glucomannan serat kasar dan gula reduksi. Porang juga memiliki kandungan glukomanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman kerabat yang lain.

Kandungan lainnya pada porang di antaranya kristal kalsium oksalat, berbentuk jarum, inilah yang menyebabkan lidah dan tenggorokan terasa gatal dan panas saat mengonsumsinya. Keberadaan kalsium oksalat pada porang ini pula yang membuatnya terbatas untuk pemanfaatan porang sebagai bahan pangan. Akan tetapi, melalui perlakuan pendahuluan yang tepat seperti adanya perendaman dalam larutan garam atau asam, sebagian besar kalsium oksalat dapat dihilangkan. Sementara itu, Ina mengatakan, dari semua bagian tanaman, umbi porang memiliki nilai jual tinggi. “Umbinya yang dimanfaatkan dan memiliki nilai jual. (Umbinya memiliki) kandungan Glucomannan dan kalsiumnya tinggi,” kata Ina.

Menurut dia, porang juga bisa dimanfaatkan tidak hanya untuk kebutuhan konsumsi, tetapi juga membuat lem organik serta penjernih air. Bahkan, menjadi salah satu bahan pembuatan komponen pesawat terbang. Produk porang yang biasa diolah dan dipasarkan dari umbi segar adalah chips, tepung porang (konjac flour), dan tepung glukomanan (konjac glucomannan).

Untuk apa tepung porang? Biasanya dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti pangan fungsional, pakan ternak, pengikat air, bahan pengental, penggumpal atau pembentuk gel dan makanan diet rendah lemak dan kalori, terutama karena sifat kelarutan glukomanannya yang tinggi dalam air. Jika dimanfaatkan sebagai bahan pangan, tepung porang dapat diolah menjadi konnyaku (mirip tahu) dan shirataki (berbentuk mie) yang cukup terkenal di Jepang, China, dan Taiwan. Porang juga bisa ditambahkan saat pembuatan mie. Penambahan 1 persen tepung porang dapat meningkatkan kandungan protein, lemak, pati, serat dan pengembangan mie. Ada pula yang memanfaatkan tepung porang untuk penstabil es krim.

Sumber: Kompas.com
(GP/NS7)

Print Friendly, PDF & Email
   Send article as PDF