Tata Cara Nyukat dan Nyakap Karang Serta membangun Rumah Bali (Bagian-2)

TATACARA MEMBANGUN

Setelah menemukan tanah pekarangan yang tepat dan dirasa cocok untuk Membangun Rumah di Tanah Bali, langkah berikutnya adalah mulai “Nyukat Palemahan Karang Paumahan”. dimana titik awal sebagai sukat karang adalah di pojok timur laut (ersania) tanah pekarangan.

A. DASAR UKURAN (GEGUAT)
  • Sesuai dengan aturan yang terdapat pada Asta Kosala-Kosali dan Asta Bumi, sesuai sepat siku-siku
  • Tata upacaranya sesuai dengan petunjuk lontar Ida Hyang Wiswakarma, sebagai dewatanya para undagi.
  • Sesuai dengan konsep Tri Hita Karana yang sudah jelas mendatangkan kerahayuan serta kemakmuran bagi setiap insan
  • Sesuai Tri Mandala, Tri Angga, Luan Teben, Tri Loka, dan lain-lain.
B. PERSIAPAN MEMBANGUN

Nyukat, mengukur pekarangan dan merajan serta membuat kori (pintu gerbang).

Dibuatkan upacara dengan runtutan :

  • Nyakap tempat untuk rumah sesuai kaidah sastra
  • Menghaturkan caru eka sata ayam brumbun diolah menjadi 33 tanding.
  • Nyukat (mengukur) dimulai dari arah timur laut, searah jarum jam dan dihaturkan banten pemali di tempat menancapkan patok.

Sebelum membuat patok ukuran dengan bamboo atau dengan carang dadap yang diberi sasap (satsat), kemudian diberi rerajahan aksara Ang dan Ah, panjangnya satu depa si pemilik rumah. Panjang sukat bisa adepa alit (adepa magemelan) maurip satu hasta musti. Bisa juga adepa agung (adepa ngerebang jeriji) dan juga maurip satu hasta musti.

Upacara (nyukat) mengukur pekarangan, merajan, bangunan dan pintu masuk :

Banten piuning/pakeling :

  • Jika yang dibangun itu dahulunya adalah tanah carik, maka harus matur piuning kehadapan Ida Bhatara Ulun Suwi.
  • Jika dahulunya adalah tanah kebun, maka diayat Ida Bhatara Kahyangan Tiga dan Ida Batara Pengulun Tegal.

Bantenya adalah : peras daksina, ajuman, canang serta segehan manca warna.

  1. Banten caru (di bawah) :
    • Nista: caru itik bulu hitam, dengan lembat asem, dengan urab putih, diolah menjadi 5 tandidng, ketengan 33 tanding, masing-masing memakai sengkwi, banten buh wadah suyuk 5 tanding dilengkapi peras, sesari 27 keteng
    • Bisa juga caru ayam brumbun manca warna dengan olahan 33 bayuh caru pengeruak buana.
  1. Segehan agung jangkep dengan arak tetabuhan, dihaturkan kepada Sang Bhuta Dengen.
  2. Upacara Pekala Hyang dengan sesayut durmanggala, prayascitta dengan wangi-wangian.
  3. Banten ke surya adalah peras, daksina, suci, dan canang.
  4. Banten ke surya adalah peras, daksina, suci, dan canang.
  5. Banten untuk tukang ukur yakni daksina, sagi-sagi, sesarik tetebus, segehan putih kuning.

NYUKAT/MENGUKUR

Nyukat Rumah menurut Hindu Bali

Asta Kosala Kosali merupakan sebuah cara penataan lahan untuk tempat tinggal dan bangunan suci. Penataan bangunan yang dimana di dasarkan oleh anatomi tubuh yang punya pekarangan. Pengukurannya pun lebih menggunakan ukuran dari tubuh yang mpunya rumah. mereka tidak menggunakan meter tetapi menggunakan seperti:

  • Musti – ukuran atau dimensi untuk ukuran tangan mengepal dengan ibu jari yang menghadap ke atas
  • Hasta – ukuran sejengkal jarak tangan manusia dewata dari pergelangan tengah tangan sampai ujung jari tengah yang terbuka
  • Depa – ukuran yang dipakai antara dua bentang tangan yang dilentangkan dari kiri ke kanan

Tanah yang akan dibangun ditancapkan patok setiap sudut lengkap dengan aksaranya. Lengkapi dengan banten pemali, nasi kojong dengan bunga pucuk bang. Mengukur mulai dari arah timur laut untuk dijadikan patikan atau titik tolak pengukuran.
Pengukuran dimulai dari sudut timur laut kemudian ke selatan, terus ke barat menggunakan depa agung atau depa alit dari pemilik pekarangan.
Halaman yang memanjang dari timur ke barat, dari utara ke selatan, maka ukur dari timur ke barat atau dari utara ke selatan dengan mengikuti ketentuan Asta Bhumi, yakni :

Nyukat Rumah

Jika pekarangan tersebut sangat luas, maka dapat dikalikan 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10. Seusai mengukur, maka berikan pengurip dengan ukuran satu sesa, atau satu hasta musti. 

Mencari sesa: ukurannya adalah abelah dada ditambah lima lengkat ditambah satu kepalan tangan, dibagi 9 sisanya adalah disebut sesa. Ada beberapa kriteria seperti :

  • Sesa 1 – baik untuk raja/penguasa
  • Sesa 2 – baik untuk dagang
  • Sesa 3 – baik untuk menteri
  • Sesa 4 – baik untuk dagang, catur sona
  • Sesa 5 – baik untuk pande
  • Sesa 6 – baik untuk bendega atau nelayan
  • Sesa 7 – baik untuk pande mas, prabangkara
  • Sesa 8 – baik untuk dagang, bendega, pembuatan gerabah
  • Sesa 9 – baik untuk brahmana, juru rawos
  • Sesa 10 – baik untuk semua golongan termasuk brahmana

Tambahan untuk sesa :

  • Panjang 4 dengan pengeret 3 adalah singa
  • Panjang 6 dengan pengeret 5 adalah lembu
  • Panjang 7 dengan pengert 6 adalah gajah

Mantra Untuk Mengukur

Om eka dwaja yo nikretah

Jika ukuran tanpa sesa, maka akan percuma saja membuat rumah. Jika sudah selesai mengukur, maka setiap sudut ditancapkan pancung ( tonggak) kemudian haturkan banten pamali. (Bersambung)

(NS7/GP)

Print Friendly, PDF & Email
   Send article as PDF