Tema Hari Buruh Internasional atau May Day 2023 yang Jatuh Setiap 1 Mei

(Nusantara7.id) – Hari Buruh Internasional atau May Day jatuh pada 1 Mei dan diperingati setiap tahunnya. Bertepatan dengan perayaan tersebut hari ini, Senin (1/5/2023), Hari Buruh Internasional 2023 memiliki tema tersendiri.

Dikutip dari laman International Labour Organization (ILO), Senin (1/5/2023), tema Hari Buruh Internasional 2023 adalah World Day for Safety and Health at Work 2023 atau Hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sedunia 2023. Lingkungan kerja yang aman dan sehat merupakan prinsip dasar dan hak di tempat kerja.

Pada Juni 2022, International Labour Conference (ILC) memutuskan untuk memasukkan “lingkungan kerja yang aman dan sehat” ke dalam kerangka prinsip dan hak dasar ILO di tempat kerja. Pada 28 April 2023, ILO merayakan keputusan ini, mengumpulkan para ahli dan konstituen untuk membahas implikasinya terhadap dunia kerja, serta bagaimana menerapkan hak ini secara praktis di dunia kerja.

Ini juga akan berfungsi untuk menyajikan temuan-temuan penelitian tentang status implementasi berbagai ketentuan Konvensi mendasar No. 155 dan No. 187. Dikutip dari History, May Day adalah perayaan 1 Mei dengan sejarah yang panjang dan beragam, sejak ribuan tahun yang lalu.

Selama bertahun-tahun, ada banyak acara dan perayaan yang berbeda di seluruh dunia, sebagian besar dengan tujuan untuk menyambut perubahan musim (musim semi di Belahan Bumi Utara). Pada abad ke-19, May Day memiliki arti baru, karena Hari Buruh Internasional tumbuh dari gerakan buruh abad ke-19 untuk hak-hak pekerja dan hari kerja delapan jam di Amerika Serikat.

Sejarah Hari Buruh Internasional

Hubungan antara May Day dan hak-hak buruh dimulai di Amerika Serikat. Selama abad ke-19, pada puncak Revolusi Industri, ribuan pria, perempuan, dan anak-anak meninggal setiap tahun karena kondisi kerja yang buruk dan jam kerja yang panjang.

Dalam upaya untuk mengakhiri kondisi yang tidak manusiawi ini, Federation of Organized Trades and Labour Unions (yang kemudian menjadi American Federation of Labour, atau AFL) mengadakan konvensi di Chicago pada tahun 1884. FOTLU memproklamirkan “delapan jam merupakan hari hukum tenaga kerja sejak dan setelah 1 Mei 1886.”

Tahun berikutnya Knights of Labour, yang saat itu merupakan organisasi buruh terbesar di Amerika, mendukung proklamasi tersebut karena kedua kelompok tersebut mendorong para pekerja untuk mogok dan berdemonstrasi. Pada 1 Mei 1886, lebih dari 300.000 pekerja (40.000 di Chicago saja) dari 13.000 bisnis keluar dari pekerjaan mereka di seluruh negeri. Pada hari-hari berikutnya, lebih banyak pekerja bergabung dan jumlah pemogok bertambah menjadi hampir 100.000.

Print Friendly, PDF & Email
   Send article as PDF