Denpasar, (NS7) – Perawatan pohon jambu air khiojok tidak begitu rumit dan tidak memerlukan perlakuan khusus untuk berbuah. Anda hanya perlu telaten dan sabar untuk melakukan perawatan pohon jambu agar tumbuh dengan sehat dan subur. Berikut ini beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk merawat pohon jambu air khiojok.
Penyiraman
Penyiraman bisa dilakukan sebanyak 2 kali untuk tanaman yang baru ditanam. Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari. Setelah tanaman sudah cukup dewasa, frekuensi penyiraman dikurangi menjadi 1 kali sehari pada pagi hari.
Hal yang harus diperhatikan dari pernyiraman adalah volume air yang disiramkan. Jangan terlalu banyak memberikan penyiraman karena bisa menyebabkan buah jambu air khiojok menjadi kurang manis. Penyiraman cukup dilakukan hingga media tanam terlihat basah.
Penyiraman pada musim hujan bisa dilakukan secara kondisional. Penyiraman bisa dilakukan ketika media tanam sudah terlihat mengering. Hal ini bertujuan untuk menjaga rasa buah jambu air.
Penyiangan
Gulma yang tumbuh di sekitar pohon harus disiangi secara rutin. Gulma tersebut bisa menjadi kompetitor pohon jambu air khiojok untuk mendapatkan nutrisi. Gulma yang dibiarkan begitu saja bisa menjadi tempat berkembang biaknya hama dan penyakit bagi pohon jambu air. Selain itu, gulma tersebut bisa mengganggu keindahan pohon serta menyulitkan proses perawatan pohon.
Pemupukan
Pupuk baru diberikan setelah tanaman sudah berumur 3—5 bulan. Pupuk yang diberikan adalah NPK (15-15-15) yang bisa Anda dapati di toko pertanian. Pupuk diberikan sebanyak 50—300 gram/pohon. Pemupukan selanjutnya bisa dilakukan setelah tanaman berumur 4 bulan hingga tanaman berbunga. Setelah pohon berusia 1—2 tahun, berikan NPK setahun sekali setelah proses panen raya berakhir.
Pemangkasan
Tunas liar atau tunas air pada pohon harus dipangkas karena bisa mengganggu pertumbuhan tanaman. Pemangkasan juga dilakukan ketika pohon sudah mencapai ketinggian 1,5—2 m dengan memilih tiga atau empat batang utama agar tajuk tanaman rimbun. Pemangkasan cabang yang lain dilakukan 1—2 cm dari batang utama sehingga luka pemangkasan tidak akan melukai batang utama. Pemangkasan juga dilakukan pada cabang yang tua, kering, dan tidak produktif.
Sumber : pertanianku.com
(ACP)