TRADISI RAJA KUNING, GIANYAR

(Nusantara7.id) – Warga Br. Sema Payangan secara turun temurun tetap melaksanakan tradisi Raja Kuning (panjat pohon pinang) yang digelar setiap Umanis Kuningan. Sejak siang hari, Minggu 18 September 2016, warga dan wisatawan sudah memadati area Pura Catur Buana yang dijadikan tempat melaksanakan Raja Kuning. Prosesi ini disakralkan oleh warga Br. Sema dan sampai saat ini masih dilaksanakan terkecuali ada cuntaka (halangan kematian).

Pohon pinang yang akan dipakai dipersiapkan oleh para pecalang dan masyarakat. Pohon dihaluskan dan diberi campuran oli supaya licin sehingga para pemanjat tidak akan mudah mencapai hadiah yang digantung di puncak pohon yang tingginya mencapai 10 sampai dengan 15 meter.
Kegiatan ini tidak seperti panjat pinang yang biasa dilaksanakan dalam menyambut hari kemerdekaan, namun ada unsur tradisi dan budaya didalamnya. Sebelum dilaksanakan warga setempat dan para pemanjat yang terdiri dari beberapa pria yang sudah dipilih sebelumnya melaksanakan persembahyangan terlebih dahulu.

Para pemanjat yang sudah melakukan persiapan sebelumnya dengan menghiasi wajahnya sedemikian rupa, dengan penuh percaya diri memasuki area prosesi dengan disambut gemuruh tepuk tangan warga dan iringan suara gambelan balaganjur. Para pemanjat bahu membahu dan berusaha keras mencapai puncak dengan diiringi tabuhan balaganjur yang semakin menambah semangat mereka.

Tidak ada yang mengetahui secara persis kapan prosesi ini pertama kali dilaksanakan, namun dari masyarakat setempat berharap Raja Kuning ini tetap dilaksanakan setiap Umanis Kuningan. (AGP/GS)

Baru! Tayangan Video dari Bali Digital Channel

klik: https://s.id/BaliDigitalChannel

#BaliDigitalChannel #Nusantara7

Print Friendly, PDF & Email
   Send article as PDF