Uniknya Tradisi Ngelawang Bali, Tradisi Mengusir Roh Jahat dan Tolak Bala

(NS7) – Bali memiliki berbagai macam tradisi, seperti tradisi megibung, omed-omedan, tradisi ngerebong dan lainnya. Ada juga sebuah tradisi di Bali, yaitu Tradisi Ngelawang Bali. Tradisi Ngelawang ini merupakan sebuah ritual untuk tolak bala. Tradisi ini dilakukan dengan berkeliling banjar atau desa sambil menarikan barong dari rumah ke rumah.

Ngelawang biasanya akan melibatkan sekelompok orang terutama anak-anak hingga dewasa terdiri dari 8 sampai 15 orang. Dari mereka akan terdapat dua orang yang menari sambil memakai seperangkat pakaian barong. Wujud barong yang biasanya digunakan adalah barong bangkung. Barong bangkung adalah barong yang memiliki wujud seperti babi dengan kulitnya yang berwarna hitam. Mereka akan membawa barong sambil diiringi dengan suara tabuhan gamelan.

Para penonton yang menyaksikan nantinya juga akan memberikan sedekah atau yang biasa disebut dengan punia. Tidak ada patokan harga untuk memberikan punia, para penonton akan memberikan punia semampu mereka. Punia tersebut sebagai bentuk imbalan dan rasa terima kasih.

Barong sendiri merupakan bentuk perwujudan dari Sang Banas Pati Raja yang bisa menjaga manusia dari wabah dan bahaya. Jadi barong bangkung akan ditarikan dan diarak mengelilingi jalan-jalan desa bertujuan agar dapat mengusir roh-roh jahat. Selain sebagai tolak bala atau mengursir roh-roh yang jahat, tradisi ngelawang sendiri juga merupakan bentuk perayaan kemenangan atas kejahatan.

Pelaksanaan Tradisi Ngelawang Bali

Tradisi Ngelawang Bali akan diadakan setiap 6 bulan sekali di antara Hari Raya Galungan dan Kuningan. Tradisi Ngelawang saat ini tidak hanya menjadi sebuah tradisi untuk menjaga lingkungan bebas dari wabah, melainkan juga menjadi sebuah hiburan yang menarik bagi anak-anak. Mereka akan bersuka cita bersama melihat tari barong.

Asal Usul Tradisi Ngelawang Bali

Ngelawang berasal dari mitologi Dewi Ulun Danu yang berubah menjadi seorang raksasa yang membantu penduduk desa untuk mengusir roh-roh jahat. Dahulu ritual ini sangat sakral sehingga apabila bulu-bulu barong jatuh tercecer, maka warga akan memungutnya dan menjadikannya sebagai benda yang bertuah. Namun kini, tradisi Ngelawang hanya dijadikan pertunjukan seni yang dibawakan oleh anak-anak.

Mitologi dan Makna Tradisi Ngelawang Bali

Diceritakan di zaman dahulu, dunia gonjang-ganjing, hancur berantakan. Setiap hari terjadi bencana dan musibah. Keadaan dunia seperti itu menyebabkan Sang Hyang Siwa bersedih. Sang Hyang Siwa kemudian memikirkan cara untuk mengembalikan ketenangan dan kedamaian dunia.

Selanjutnya, Sang Hyang Siwa mengutus para dewata turun ke dunia. Masing-masing diberi tugas sebagai penari, penabuh, dalang dan sebagainya. Seluruh dewata itu kemudian menghibur manusia di dunia. Karena seluruh umat manusia berbahagia lantaran suguhan kesenian dari para dewata, dunia pun kembali tenang dan damai.

Selain itu, Tradisi Ngelawang Bali juga banyak diminati oleh para turis. Meskipun syarat akan nilai religi, Ngelawang masih bisa dinikmati sebagai sebuah bentuk seni yang unik dan menyenangkan. Terlebih lagi Ngelawang ini sering ada di pusat-pusat keramaian seperti Kuta dan Ubud, sehingga dapat dinikmati juga para turis.

Jadi bagi anda yang juga ingin liburan di Bali dan dapat melihat keseruan tardisi Ngelawang ini anda dapat liburan di hari-hari antara perayaan Galungan dan Kuningan, kemudian datang ke daerah Kuta dan Ubud. Pastinya berlibur di Bali sambil menjumpai tradisi-tradisi atau perayaan yang dilakukan oleh masyarakat Bali, membuat liburan terasa semakin menyenangkan dan mengesankan. (*)

Print Friendly, PDF & Email
   Send article as PDF