Untung Rp40 Juta Per Bulan, Gadis di Tulungagung Sulap Bunga Telang Jadi Produk Bernilai Jual Tinggi

(NS7) – Selama ini, bunga telang (clitoria ternatea) mungkin lebih banyak dimanfaatkan sebagai tanaman penghias pagar atau sekadar menjadi pakan ternak. Namun tahukah Sobat Agri, jika bunga cantik berwarna ungu ini juga bisa dimanfaatkan menjadi produk yang bernilai ekonomi tinggi.

Siti Muafika Rohmah (26 tahun), gadis asal Desa Krosok, Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur ini mampu mengolah bahan minuman teh eksotis yang memiliki banyak khasiat kesehatan bagi tubuh. Selain itu, olahan bunga telang juga bisa digunakan sebagai pewarna pada makanan.

“Di samping saya jadikan bahan minuman teh seduh dan celup, bunga telang juga saya buat menjadi bahan pewarna alami makanan seperti nasi biru atau puding,” ujar pemilik usaha Agrosend Blue Tea, Siti Muafika Rohmah kepada Sariagri, Kamis (14/10).

Dalam menjalani usaha ini, Siti tak segan membeberkan rahasia pembuatan teh bunga telang.

“Prosesnya sangatlah sederhana, awalnya bunga telang dipetik kemudian dijemur di bawah terik matahari hingga kering di atas loyang untuk mempercepat proses pengeringan. Jika sudah kering, bunga telang tinggal diseduh dengan air panas dan siap disajikan, “ bebernya.

Lulusan sarjana agribisnis Universitas Muhammadiyah Malang ini mengaku ide awal untuk mengolah teh bunga telang atau yang biasa dikenal dengan sebutan butterfly pea ini, ketika ia singgah di sebuah kafe di Kota Malang.

“Saat itu kafe tersebut menjual minuman dari olahan bunga telang, dari situ saya mulai penasaran dan mencoba membudidaykan bunga telang di desa saya. Alhamdulillah berhasil menjadi sebuah usaha yang bisa memberi penghasilan,” ungkapnya.

Ia mengaku usaha yang sudah ditekuninya selama hampir setahun terakhir ini sudah mampu menghidupi dirinya dan warga sekitar. Tingginya permintaan teh bunga telang di sejumlah kota besar di Jawa Timur hingga Bali, membuat ia kewalahan dalam berproduksi.

“Permintaan paling tinggi dari Surabaya, Malang dan Denpasar Bali. Untuk mensiasati permintaan itu, saya menggandeng warga sekitar sebagai pemasok teh bunga telang,“ ujarnya.

Teh bunga telang ini ia kemas dalam wadah plastik transparan dan tea-bag. Memasuki produksi tahun kedua, Siti mulai memperluas pasar dengan memanfaatkan media jejaring sosial dan market place.

Siti mengaku di pasaran teh bunga telang buatannya dijual Rp1 juta per 1 kilogram (kg). Selain itu konsumen juga bisa membeli eceran teh bunga telang dalam kemasan ukuran 10 gram dengan harga Rp12.000 per bungkus atau bunga telang kering dilengkapi dengan sirup lemon.

“Bagi yang membeli eceran dalam jumlah partai, saya hargai Rp12.000 per bungkusnya. Namun jika hanya membeli eceran sedikit saja, cukup membayar Rp15.000 per kemasan,“ terangnya.

Dari hasil pengembangan usaha ini, setiap bulan Siti mampu meraup untung Rp20 juta di saat penjualan normal. Namun ketika permintaan naik, ia bisa mendapatkan penghasilan dua kali lipat, yakni Rp40 juta per bulannya.

Teh bunga telang laris manis di pasaran. (Sariagri/Arief L)

Ia menyebutkan ketertarikan konsumen pada teh bunga telang ini karena kaya akan manfaat bagi kesehatan tubuh.

“Bunga telang kaya akan antioksidan sehingga bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Antara lain bagus untuk mata, menjaga kecerahan kulit, peluruhan lemah dalam tubuh, anti obesitas dan mencegah penyakit kanker, “ terangnya.

Selain itu, warna asli bunga telang ungu eksotis akan berubah menjadi hijau jika dicampur perasan lemon atau ditambahkan dengan sereh.

“Mahkota bunga telang akan tetap menyajikan warna aslinya saat diseduh dengan air panas, meskipun bunga telang telah dikeringkan. Sehingga saat disajikan dalam sebuah gelas bening akan tampil warna yang eksotis dan berubah warna jika ditambahkan lemon atau serai. Tampilan ini dapat menggugah selera konsumen untuk meminumnya,” pungkasnya.

Sumber : Sarigiri

(GD)

Print Friendly, PDF & Email
   Send article as PDF