Upacara Kasada: Asal Tradisi hingga Rangkaian Prosesinya

(NS7) – Indonesia memiliki keberagaman suku dan budaya, salah satunya adalah upacara Kasada. Namun, masih banyak yang belum tahu upacara kasada berasal dari mana.
Upacara Kasada berasal dari Jawa Timur. Upacara ini merupakan salah satu upacara adat dari suku Tengger yang masih lestari sampai sekarang. Ada 5 suku yang mendiami Provinsi Jawa Timur. Kelimanya adalah suku Jawa, Madura, Tengger, Osing, dan Bawean.

Suku Tengger merupakan sebuah komunitas masyarakat yang mendiami wilayah kaki Gunung Bromo, Kabupaten Probolinggo. Dikutip dari buku Nilai-nilai Kearifan Lokal dan Implementasinya dalam Pendidikan SD oleh Karimatus Saidah dkk, rata-rata masyarakat suku Tengger menganut agama Hindu.

Agama Hindu yang dianut suku Tengger mengalami akulturasi dengan budaya asli Tengger. Misalnya dalam penggunaan kalimat sapaan “hong ulun basuki langgeng” yang artinya Tuhan tetap memberikan keselamatan yang kekal kepada kita.

Suku Tengger terkenal dengan keberagaman budaya dan ritual upacaranya. Salah satu yang populer di kalangan masyarakat luas adalah upacara Kasada atau Yadnya Kasada.

Upacara Kasada merupakan sebuah ritual yang dilakukan sebagai bentuk ungkapan syukur dan harapan agar dijauhkan dari malapetaka. Upacara ini dilakukan dengan melarung hasil bumi ke dalam kawah Gunung Bromo. Dalam perkembangannya, upacara ini menjadi salah satu hari raya umat Hindu Tengger.

Prosesi Upacara Kasada Berasal dari Jawa Timur
Ada beberapa tahapan dalam pelaksanaan upacara Kasada. Mulai dari pengambilan air suci hingga selamatan. Berikut tahapannya:

1. Sebelum upacara Kasada dilaksanakan, masyarakat Tengger akan mengambil air suci di Gunung Widodaren untuk melakukan ritual nglukat umat, sebuah upacara penyucian jiwa yang dilakukan di Poten.

2. Upacara pembukaan. Upacara ini dibuka oleh panitia dan dihadiri oleh seluruh elemen masyarakat maupun pemerintah. Termasuk dukun-dukun adat dari seluruh desa di wilayah Tengger. Acara dibuka dengan pertunjukkan tari Rara Anteng dan Jaka Seger. Dukun adat akan memimpin peserta upacara yang telah membawa berbagai hasil bumi untuk dilarungkan ke kawah Gunung Bromo.

3. Upacara ritual Kasada dilakukan di Poten, sebuah pura yang terletak di kaki Gunung Bromo. Adapun rangkaiannya meliputi persiapan upacara, pembacaan kidung-kidung religi diiringi gamelan, mensucikan tempat persembahyangan, pembacaan kitab suci Weda, pembacaan sejarah Kasada serta perkawinan Rara Anteng dan Jaka Seger yang merupakan cikal bakal suku Tengger.

4. Nglukat umat kedua. Acara ini dilakukan dengan membagikan bija yang ditempelkan pada bagian wajah. Memberikan wewangian atau bunga di sebelah kanan, membakar dupa di perapen, dan memercikkan tirta di kepala dan wajah umat.

5. Muspa atau sembahyang yang dipimpin oleh pinandhita dan dibantu oleh para pemuka.

6. Pembacaan mantra pasca sembahyang. Mantra ini terdiri dari lima mantra yang berisi puji-pujian terhadap Tuhan dan permohonan agar diberikan kehidupan yang damai.

7. Pemilihan calon dukun adat yang menggantikan dukun sebelumnya.

8. Lelabuhan sesajen di kawah Gunung Bromo. Lelabuhan merupakan acara inti dari upacara Kasada. Acara ini dimulai dengan berjalan dari Poten menuju kawah Gunung Bromo dengan membawa sesajen. Sesajen biasanya berisi hasil bumi maupun hewan ternak. Perjalanan ini diiringi bacaan doa sesuai niat masing-masing.

9. Slametan atau selamatan yakni merupakan akhir dari ritual Kasada. Slametan dilaksanakan di masing-masing desa dengan dipimpin oleh dukun adat masing-masing.

Upacara Kasada menjadi daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke Bromo. Diberitakan oleh detikTravel,  upacara ini termasuk event budaya terbaik di Tanah Air.

“Indonesia memiliki banyak event budaya. Salah satu yang terbaik adalah Yadnya Kasada. Event ini dibalut dengan alam Bromo yang sangat eksotis. Kombinasi ini menjadi sajian yang sangat menarik buat wisatawan. Termasuk wisatawan mancanegara,” ucap Staf Khusus Menteri Pariwisata bidang Media dan Komunikasi, Don Kardono. (Yd).

Sumber : detik.com

   Send article as PDF