Sukses Bertani! Petani Harus Tanamkan Prinsip Ingin Belajar, Manfaatkan Internet, Medsos dan Artikel Pertanian

Nusantara7.id – Dunia pertanian setiap waktu mengalami perkembangan seiring dengan kemajuan tekhnologi saat ini.

Petani zaman dahulu hanya mengandalkan pupuk alami dan sedikit penggunaan pupuk kimia karena mengandalkan humus dari kandungan tanah yang masih tersedia. Namun, saat ini penggunaannya semakin meningkat.

Bagaimana tidak, selain dengan pola tanam tumpang sari atau tidak sejenis saja tanaman sayuran para petani juga harus menerapkan pola tanam dengan interval waktu sehingga tidak terjadi kekosongan panen setiap bulannya.

Seperti contoh, ketika para petani memiliki lahan atau mengontrak lahan pertanian 3/4 hektar atau sekitar 3 roll gulungan mulsa seberat 20 kilogram, dari tiga roll gulungan mulsa tersebut setiap satu rollnya berbeda tanaman sayuran seperti satu roll tanaman tumpang sari cabai setan, berdampingan dengan tomat.

Dan tampingan ditanam sayuran yang umurnya 1 bulan panen seperti kangkung cabut atau jenis sawi-sawian, yang artinya ada tiga tanaman setiap rollnya.

Kemudian satu gulungan mulsa yang kedua ditanami terong ungu selanjutnya tampingan ditanaman kacang tanah dan satu gulungan yang terakhir ditanami cabai hijau dengan umur 2,5 bulan bisa dipanen, dicampur dengan tomat mawar atau tomat belimbing sedangkan di tampingan ditanami kacang tanah.

Jadi pada umur 1 bulan para petani bisa panen sayuran sawi-sawian untuk menunjang pembelian fungisida dan insektida serta operasional lainnya termasuk kebutuhan dapur rumah.

Dan pada umur 2,5 bulan para petani bisa mulai memanen cabai hijau dengan 4 kali petik. Kemudian dimerahkan untuk petik cabai merah.

Pada usia 3 bulan kacang tanah bisa dipanen dengan harga normal dan jarang sekali turun harganya atau stabil pada Rp10.000.

Pada usia 125 hari atau 4 bulan lebih petani juga sudah mulai bisa melakukan pemanenan cabai setan dan teori ini jarang sekali ditemukan di area pertanian sehingga para petani harus memiliki inovasi terbaru termasuk dalam pengolahan lahan.

Hal ini tentu bisa dipelajari dari artikel-artikel pertanian, media sosial maupun cara dan metode lainnnya.

Jika mengandalkan cerita dari mulut ke mulut tanpa mencatat atau membaca, manusia akan lupa sehingga petani harus rajin membaca dan mengupdate diri dalam dunia pertanian jika ingin sukses bertani. (AGP/YD)
Source : rakyatbengkulu.disway.id

Eh, liat ini deh. AFC Fried Chicken, Jl. Raya Puputan No.7 Renon di GoFood.
https://gofood.link/a/Kg1yhZo

Print Friendly, PDF & Email
   Send article as PDF