Tradisi Mekotek di Bali, Uji Nyali Laki-Laki saat Hari Raya Kuningan

(Nusantara7.id), Badung – Tradisi unik di Bali saat Hari Raya Kuningan salah satunya adalah Mekotek. Tradisi ini seolah menjadi ajang uji nyali para laki-laki.

Tradisi Mekotek diadakan di Desa Adat Munggu, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Berlangsung pada tiap Rahina Saniscara Kliwon Wuku yang bertepatan dengan Hari Raya Kuningan pada Sabtu, 12 Agustus 2023

Gema suara Kulkul menjadi awal mula dimulainya Mekotek. Ribuan laki-laki memakai pakaian adat berjalan kaki mengelilingi desa dengan membawa sebatang kayu pulet.

Di ujung kayu berukuran panjang 3 meter itu dihias dengan Tamyang sebagai simbol tameng serta Plawa atau pandan berduri sebagai simbol Tombak.

Ketika tiba di persimpangan jalan desa, saatnya Mekotek dimulai dengan mebuat formasi piramida atau gunungan dari kayu pulet yang dibawa para laki-laki itu.

Suara tek-tek yang muncul saat membentuk formasi itulah yang menjadi cikal-bakal tradisi ini dinamakan Mekotek.

Setelah piramida atau gunungan terbentuk, beberapa laki-laki dengan cekatan naik ke puncak formasi sambil memberikan komando kepada yang berada di bawah untuk menjaga keseimbangan.

Tentu saja tak sembarang orang yang berani naik ke puncak piramida atau gunungan ini, sehingga dibutuhkan yang bernyali besar untuk melakukan aksi ini.

Tradisi ini sudah digelar sejak tahun 1700-an saat masih berdiri Kerajaan Mengwi. Awalnya Mekotek adalah tradisi penyambutan terhadap pasukan Kerajaan Mengwi yang baru pulang perang dan memenangkan perang melawan Kerajaan Blambangan.

“Ini peringatan kemenangan perang,” kata Bendesa Adat Munggu, I Made Rai Sujana, Sabtu (12/8/2023).

Dari tradisi penyambutan, Mekotek kemudian berkembang menjadi tradisi turun-temurun yang rutin digelar di Desa Adat Munggu.

Kayu yang digunakan dahulu adalah tombak. Lantaran dianggap sebagai simbol pemberontakan pada 1915, penjajah Belanda melarang warga menggelar Mekotek.

Namun pelarangan itu membuat warga terjangkt wabah penyakit, sehingga kembali menggelar Mekotek yang diyakini membuat wabah itu mereda.

Seiring perkembangan zaman, tradisi Mekotek juga menjadi atraksi budaya unggulan yang menarik wisatawan.

Saat Mekotek digelar, wisatawan lokal maupun mancanegara biasanya ikut menyaksikan keramaian ini.

“Ini atraksi wisata menarik karena Bali berbasis wisata budaya,” ujar salah satu pemandu wisata Bali, Agung Nova. (AGP/YD)
Source : bali.inews.id

Print Friendly, PDF & Email
   Send article as PDF